Minggu, 14 Agustus 2022

DEWI RENJANI




Setelah sesak dengan perayaan-perayaan kehilangan.
Pertemuan denganmu menjadi tulisan pertama pada lembar baru yang telah aku siapkan.
Cantikmu menjadi bait pertama dan canggungku menjadi tanda bacanya.
Narasi demi narasi perihalmu menjadi tajuk indah diskusiku kepada Tuhan, tentang bagaimana mengeja setiap tanda yang kamu berikan, hingga dihadapanmu semua kata-kataku gelagapan.

Duhai Dewi Renjani, engkau adalah kata-kata, di mana setiap membacamu, aku selalu jatuh cinta. 
Setiap ku langitkan doa, namamu aku eja dengan istimewanya.
Duhai Dewi Renjani, sejak risalahmu aku proklamirkan.
Kini didepanmu aku tak lagi merdeka.
Sukarela dijajah rindu, ikhlas dibelenggu damba.

Mungkin kita seperti sebaris kata "aku dan kamu", terpisah hanya beberapa jarak spasi. 
Dekat tapi tak menyatu, mengikuti tapi tak menghampiri.

Di antara segala inginku, aku ingin menatapmu. 
Membiarkan mataku menyampaikan puisi-puisinya, sedangkan kau cukup diam saja, menjelma ode paling nyala.
Walau diantara kita, jelas hanya aku yang jatuh cinta.

Rabu, 03 Agustus 2022

DEWI RENJANI #2

Izinkan gue membuka postingan ini dengan sebuah pemikiran,

Saat perempuan tidak menyukaimu, dia tidak akan pernah berkata 
"KAMU BUKAN KRITERIAKU, JADI BERHENTILAH BERJUANG!!"
Ketahuilah, saat kamu mengungkapkan perasaan kepada seorang perempuan dan perempuan tersebut tidak menyukaimu.
Maka saat itu juga kamu menjadi plan B buat dia,
Plan yang dipakai jika ia gagal mendapatkan plan A idamannya.
Itu juga jika kamu menjadi plan B, bagaimana jika ternyata kamu adalah plan F,G atau Ha haha

Jadi maklumkan saja jika bahasa penolakan dari wanita itu ambigu, tidak tegas bahkan terkesan masih menyisakan harapan, seperti:

"Maaf kak, kita gini aja ya? 
Kakak udah aku anggap kakak sendiri",

Atau

"Maaf kak, kakak itu baik banget, 
jadi aku gak mau nyakitin kakak, 
kita temenan aja ya"

Atau juga

"Maaf kak belum bisa, 
aku lagi mau membahagiakan orang tua dulu",

atau ini

Oke sekian bridging nya, melanjutkan postingan gue sebelumnya tentang DEWI RENJANI

Setelah gue dibuat jatuh cinta karena teralalu dalam menyelami berbagai sosial medianya.
Sebelum tidur gue dibuai foto-foto cantiknya di Instagram,
Terbangun di tengah malam gue tenggelam dalam aktivitas stalking Facebooknya,
Hingga bangun pagi gue di semangati oleh pesona konten-konten Tiktoknya.

Setelah semua berjalan hampir seminggu, gue sadar.
Anjing, ini gak bener!!

Harusnya terlebih dulu komunikasi digencarkan,
Baru perasaan dibesarkan.
Ini malah sebaliknya,
Bagaimana bisa komunikasi belum di bangun tapi semua tentangnya sudah menemani setiap lamun?

########################################

Gue pun akhirnya memulai komunikasi via WhatsApp,
Komunikasi yang canggung.
Gue yang bingung mau bahas apa,
Dan dia yang membalas chat hanya sekenanya saja.

Di dunia nyata pun tidak jauh berbeda.
Gue yang sudah jatuh cinta dan menaruh perasaan,
otomatis menjadikan dia sebagai perempuan paling istimewa di univers gue.
Kalau sudah di posisi ini, gue nya bakal jadi serba salah.
Mau terlalu show perasaan takut dianya illfil, risih dan akhirnya gue di blok di segala sosial medianya.
Mau cuek, bertingkah layaknya dihati tidak pernah ada riak-riak perasaan tapi gue pengen dia tau perasaan gue sebenarnya.

Akhirnya gue pilih opsi kedua.

Pernah ada satu moment,
Gue hanya berdua dengan dia,
Benar-benar berdua.
Dan apa yang terjadi ?
Setelah gue menyapanya,
Gue biarkan dia masuk ruangannya,
Setelah itu hening, tak ada kata yang keluar di mulut gue,
Riuhnya hanya dikepala saja,
"Ayo dong tanya,
Lagi ngerjain apa?
Sibuk ya?
Apa yang bisa dibantu?
Udah sarapan apa belum?
TANYA-TANYA BANGSAT, JANGAN DIEM AJA!!"

AKHIR JUNI

30 Juni tepatnya,
Saat gue dateng ke kantor itu, ternyata dia sedang bersama teman cowoknya.
Mereka ngobrol sambil sesekali tertawa,
Dan konyolnya, gue cemburu.

Dimulai pada hari ini,
Otak dan hati mulai sering beradu pendapat.

########################################

Otak : "Ayo lah, sudahi drama ini, wake up brada !!"
Hati : "Coba lihat ini story WhatsApp nya, ya tuhan dia cakep bangeeeetttttt"

Dialog ini terus saja berulang tiap kali akal sehat gue menemukan realita baru tentang Nopi,
Tentang kenyataan kalau responnya sedingin martabak minep,
Tentang kawan cowoknya yang gue yakini lebih dari satu,
Tentang chat kami yang setelah beberapa minggu tidak ada perkembangan,
Tentang gue yang masih belum sanggup melakukan percakapan dengannya saat bertemu.

Otak : "Ayo lah, sudahi drama ini, wake up brada !!"
Hati : "Coba lihat ini story WhatsApp nya, ya tuhan dia cakep bangeeeetttttt"
Otak : "KNTL!!"


14 JULI

Lima hari menjelang hari ulang tahun gue,
Seorang teman bilang gini ke gue,
"Nca, Nopi bilang rambut kamu aja serem.
Gimana dia mau suka?"
Setelah mendengar itu, tanpa memastikan kebenarannya,
hari itu juga gue cukur habis rambut gue!!

Apakah dengan mencukur habis rambut, gue jadi berharap dia mulai memberikan lampu hijau?
ENGGAK SAMA SEKALI!
Kebetulan saat itu gue sedang membaca buku tentang Filosifi Stoa,
Gue hanya memaksimalkan apa-apa yang berada dalam kenadali gue.
Dan tidak ambil pusing dengan apapun hasilnya nanti.

Dan seperti yang gue kira.
Responnya masih dingin, MAKIN DINGIN! 
Hingga tanggal 17 Juli, Otak dan Hati resmi berdamai.
Chat gue yang lumayan panjang hanya di balas dengan emotikon jempol.

Otak + Hati : "KNTL!!"


########################################

28 JULI

Di hari ini, saat gue mulai berdamai dengan perasaan dan kenyataan.
Dengan tanpa sedikitpun ekspektasi,
Gue nyatakan segenap perasaan gue ke dia.
Gue ceritakan apa yang gue rasakan selama ini.
Mulai dari stalking, mengagumi, menyimpan semua story whatsapp nya di galeri,
sampai gue yang terlalu nervous untuk sekedar memulai percakapan langsung.


Balasnya, dan seketika semua beban dihati menghilang.
Dengan izinnya, gue buatkan dia postingan berjudul DEWI RENJANI

########################################

Sekian tutorial menyiksa diri sendiri yang telah gue buat.
Semoga cukup menghibur :)
Semua proses jatuh cinta kali ini sebelumnya sudah gue buatkan thread di twitter gue, klik disini jika mau baca dan gue pastikan thread nya sudah selesai.
Karena proses pencarian rumah baru kembali dimulai.

Mari gue tutup postingan ini dengan sebuah quote:

"JIKA KAMU MEMPERLAKUKAN SESEORANG SEPERTI SELEBRITI,
MAKA DIA AKAN MEMPERLAKUKANMU SEPERTI SEORANG FANS"