Senin, 02 Januari 2017

BELLA

Selamat bertemu dengan 2017 gaes.

Pada perayaan *eh peringatan (karena perayaan berasal dari kata RAYA yang dalam Islam hari raya cuma ada dua, Ied dan Jum’at jadi gak ada perayaan) malam pergantian tahun kemarin, yang diadakan di Stadion Sukung Kotabumi.
Ada satu hal yang cukup berkesan dan akhirnya membuat gue nyempetin diri untuk nulis nya jadi sebuah postingan.

Di malem itu,  tepatnya beberapa menit setelah memasuki tahun 2017,
Gue akhirnya bertemu lagi dengan pacar pertama gue (FYI: gue baru 2x pacaran) tentang dia bisa kalian liat di sini.
Kalau liat aja sih memang sering, seperti sepapasan di jalan, liat IG nya (stalking tepatnya), dan semenjak gue tau kalau dia kerja di Humas Pemda, gue jadi sering sengaja liat dia di acara2 yang dihadiri Bupati / Wabup.
Berbeda dengan gue, yang semakin gemuk dan sudah berjenggot layaknya perpaduan dari om-om buntet dan bapak-bapak serem,
Dia masih tetep manis, fisikly masih sama seperti dulu, masih liverpudlian angel sejati dengan mode jilbab yang sederhana tanpa lilitan sana dan sini, dengan make-up seadanya yang enggak buat paru-paru lo kemasukan bedak dan dengan alis yang normal.

Malam itu sedikit berbeda, berjarak cuma semeter, kami saling liat, gue sapa dia “Bella”, dia balik sapa dengan bilang “Kak”, saling senyum terus kami salaman, lalu kembali kerutinitas masing-masing.
Udah gitu aja.
Kampret gak, cuma karena senyum terus salaman tapi gue nya nyampek buat postingan blog segala, hahahahahaaa…. (hening.)

Mungkin pas salaman sama gue dia nya biasa aja, seperti salaman dengan pria-pria nggak penting lainnya.
Tapi berbeda dengan gue, segitu salaman, liat senyum nya.
Bayangan beberapa tahun lalu jadi gambar latar dia, senyumnya, dan manisnya malem itu.

Apalah nama penyakit cepet teringat mantan ini ?
MANTANOPHOBIA, MANTANOMIA, MANTANPERTENSI, HIPOMANTANUS kah ?
Shit, gue kira 2017 bakal beda gak bakal ada postigan meye-meye model gini lagi.

Oke, langsusng aja.
Pasca salaman singkat kemarin,
Gue jadi berfikir semenjak putus dari dia, mungkin kami sudah sama-sama lebih dewasa.
Bukan cuma gue yang udah melewati patah hati – patah hati terhebat dengan Gloria, Irma, Angel Blue, Runner Up, Gadis 1000 tahun cahaya dan penolakan-penolakan yang lain, dia juga pasti sudah berkali-kali sakit oleh cinta semenjak kami putus.
Sudah melewati berbagai masalah dalam hal bernama cinta,
Mengikhlaskan, merelakan, melepaskan, melupakan, dia mungkin sudah akrab juga dengan kata-kata itu selayaknya para pecinta-pecinta yang lain.
Mungkin..

Kalau di ibaratkan gue seperti pergi bertahun-tahun keluar rumah,
Kenapa gue keluar ?
Kalau versi dari gue, gue di usir,
Mungkin di versi lain bilang kalau gue yang keluar sendiri.
Yang pasti gue udah keluar dari rumah yang nyaman, sederhana dan bisa menerima gue apa adanya.
Pergi dari gunung ke gunung, dari padepokan ke padepokan, dari surau ke suaru
Bertemu dengan seribu satu macam siluman, ratusan pendekar dan puluhan purnama,
Setelah terluka di sana-sini akhirnya gue pengen kembali pulang kerumah.

Sesampainya di depan rumah gue terdiam.
Setelah bertahun-tahun, rumah itu tampak lebih indah.
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau lagi siapa pemiliknya,
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau apa isi nya masih sama seperti sebelum gue pergi,
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau apa nama gue masih tersimpan di rumah itu,
Dan setelah bertahun-tahun, apa gue masih bisa untuk pulang ?

Ya, mungkin seperti itu lah kalau di ibaratkan.

Dulu gue pernah mencoba membangun komunikasi dengan dia,
Dan berakhir dengan pemblokiran facebook,
Di lain kesempatan gue kembali mencoba membangun komunikasi kembali,
Tapi sepertinya cinta sudah jadi benci, saat bertemu dijalan menatap pun dia tak sudi,
Di lain waktu gue coba mencoba membangun komunikasi lagi,
Dia bilang udah mau nikah (dan itu bohong).
Kelu !

Walau di awal hubungan dia bener-bener cinta sama gue,
Tapi diliat dari rekor pertemuan mungkin kali ini akan kembali berakhir sama.
Apa lagi dia sudah jadi humas Pemda, dekat dengan orang-orang penting,
Kecil kemungkinan enggak ada yang suka.

Dia semakin jauh, semakin gak mungkin pulang ke rumah itu.
Apa lagi Emak juga sudah bilang kalau gue harus nikah sama wanita yang satu suku.
Entah lah..

Gue juga gak tau apa dia bakal liat postingan ini,
Karena facebook gue di blokir, Instagram pun gak di follback.
Tapi kalau aja ada keajaiban dan kamu baca,
Saya masih sama seperti dulu beL,
Andai kamu tau, saya berkali-kali mencoba untuk pulang,
Mengetuk pintu, berharap ada jawaban dari dalam.
Walau seringnya berakhir dengan usiran.
Tapi kali ini saya akan kembali mengetuk pintu,
Kembali berharap, kamu menjawab dengan ucapan selamat datang.
Tapi andaikan kembali tak sesuai harapkan.

Kamu akan selalu pantas untuk di kenang.