Sabtu, 12 Januari 2019

Introvert ? I don't care !!

Selamat tahun baru gaes,
Di penghujung tahun kemaren gue punya hutang satu post tentang rewind 2018,
Gue janji ke diri gue sendiri untuk membahas pahit-manis, suka-duka 2018 dan membahas siapa aja perempuan yang sempet gue taksir di 2018, sayang nya sampai pertengahan Januari mood gue untuk nulis rewind 2018 belum juga terkumpul.
Malah gue tertarik untuk membahas tentang introvert.

Apa itu Introvert ?
Menurut KBBI Introvert adalah bersifat memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakannya kepada orang lain; bersifat tertutup

Mantan pacar gue pernah bilang gini,
Emang kalau kamu mau ngomong harus di fikirin dulu ya apa yang mau di ucapin ?
Gue jawab: iya, memang kalian bisa ngomong tanpa harus di fikirin dulu apa yang harus di ucapkan ??
Di jawab: iyalah, aneh !

Gue gak tau kenapa, ketika seharian gue berdialog dengan sesama manusia,
Saat gue sudah sendiri dirumah, saat semua mulai sunyi,
maka semua kesalahan percakapan gue kepada siapapun akan gue ingat.
dan gue akan berfikir sendiri, kenapa tadi ngomong gini ? harusnya bilang gitu..

Pada saat dikeramaian adalah hal yang paling melelahkan buat gue,
Gue harus pura-pura tersenyum, pura-pura peduli dengan apa yang orang ceritakan.
Padahal gue paling males untuk peduli dengan urusan orang lain yang gak menyangkut hidup gue.

Dan pada keramaian gue harus di paksa pandai berbasa-basi,
Sedangkan gue sangat gak bisa dan gak suka basa basi padahal itu adalah hal yang paling di kuasai penduduk negara berkembang ini.

Belum saat pesta,
Ketika manusia yang lain bernyanyi dan berjoget dengan suka cita,
gue merasa mereka aneh, apa yang bisa dinikmati dari kebisingan pesta ?
Karena pesta menurut gue adalah,
Menghabiskan me-time tanpa di ganggu !

Ya gitu lah......

Mungkin semua berawal saat gue kecil…

Saat kecil gue sering sekali di suruh tidur dengan pengasuh adek-adek gue,
Yang gue gak tau itu siapa, orang mana, datang dari mana, 
dan saat gue mulai kenal, pengasuhnya diganti dengan orang lain.
Akhirnya gue tidur dengan orang baru lagi, canggung lagi.
Gitu terus

Saat ortu pulang kampung, gue pun sering di titip tempat saudara karena gue harus tetap sekolah.
Saat itu gue kelas 1-2 SD.
Rasa canggung saat tinggal dengan saudara pun sangat terasa saat itu.
Mulai dari makan, sampai bernafas pun penuh dengan kecanggungan.
Ya, karena gue termasuk anak yang pemalu.

Bencana masa kecil gak sampai disitu aja,
Gue termasuk korban bullying pada saat kecil,
Gue yang punya ukuran kepala lebih besar dari yang lain sering di bully dengan sebutan “KEPALA BESAR” oleh kakak-kakak SMP / SMA.
Tentu bagi anak SD itu sangat menyakitkan dan sangat melukai psikis.
Apa lagi ejekan itu dilontarkan dengan di akhiri tawa bersama.
Saat itu gue hanya bisa membalas dengan senyum lalu pergi.

Memasuki kelas 4,5,6 SD
Gue lebih senang bermain di dalam kamar,
Pada saat itu terinspirasi oleh serial Anime Dragon Ball semua anak sangat suka menggambar karakter Son Goku.
Karena hal itu juga gue mulai suka menggambar karakter lain selain Son Goku

Ada yang gue sebut raja, ada pahlawan, ada pecundang, ada perempuan idaman dan lain lain dan kesemua nya gue gunting dan gue jadikan wayang dengan gue sebagai dalangnya.
Dan gue sangat menikmatinya,
Memiliki dunia sendiri, dan bebas melakukan apapun pada karakter yang gue ciptakan.
Keseharian masa kecil gue pun akhirnya banyak di habiskan di dalam kamar.

Pada masa SMP,
Gue lebih senang duduk di pojok kelas,
Menggambar komik di pojokan tanpa tahu guru menjelaskan apa.
Dan kalau kalian tanya pada anak SMP N 1 Kotabumi tahun lulus 2005 siapa gue ?
Mayoritas mereka tak akan kenal walau sempat satu kelas, karena memang gue seperti tak terlihat keberadaannya.
Bukan mereka yang mengucilkan gue,
Tapi karena gue punya dunia gue sendiri di pojokan,
Dan memperhatikan tingkah kekanak-kanakan mereka.

Apa saat itu gue punya teman ?
Iya punya, tetapi sedikit.
Paling hanya temen jalan kaki saat sekolah,
temen sebangku,
teman mandi dikali,
yang di dekat rumah, 
gue hanya akrab dengan teman yang pernah satu sekolah,
karena walaupun di dekat rumah banyak anak-anak,
karena tidak pernah satu sekolah jadi gue susah untuk berbaur.

Dan hal itu terbawa sampai gue dewasa,
Gue adalah tipe manusia yang sangat sulit mendapatkan teman akrab,
Gue gak bisa baru 1-2 bulan kenal langsung akrab..

Gue yang mulai menyadari ke-introvert an gue,
Akhirnya mulai membiasakan diri untuk keluar.
Berinteraksi (walau masih canggung),
Berdialog (walau lebih banyak mendengarkan),
Berbaur (walau tak memberi arti).
Tapi setidaknya gue mulai berubah.

Dan Allah maha pembuat skenario,
Gue yang Introvert di amanahkan untuk menjadi Pekerja Sosial,
Dengan misi mengentaskan kemiskinan,
Tugas gue berbaur dengan masyarakat,
Memberikan edukasi kepada masyarakat demi meningkatkan kemampuan keluarga,
Mendampingi dan mengadvokasi mereka jika mereka mendapatkan kesulitan.

Dan ini semua sangatlah bertentangan dengan jiwa gw yang apatis dengan hampir segala hal.
Tapi gue sadar, semua tugas mulia ini adalah jalan Nya untuk membuat gue terus belajar untuk lebih manusiawi.

Sekian postingan gue kali ini,
terima kasih jika kalian membaca sampai kalimat ini.
Semoga bisa sedikit memberikan pelajaran, bahwa tidaklah Dia menghadirkan manusia manusia berhati kotor dan bersifat jahat di hidup kita melainkan untuk kita pilah mana yang harus di tiru dan mana yang tidak.
Begitu juga saat Allah memberikan apa yang bukan kita banget, mungkin Allah menginginkan kita untuk belajar untuk melihat dunia dari perspektif lainnya.