Kamis, 24 Desember 2020

2020, AKU KALAH (NAPAK TILAS 2020)

"2020, aku kalah"
Terimakasih untuk semua hal baik yang sempat singgah.
Untuk semua yang berpindah, sesaat setelah aku nyaman menceritakan segala gundah.
Untuk harapan hidup serumah yang terkoyak musnah !
Untuk segala rencana indah yang berakhir luka parah.

Tahun 2020,
Tanpa segala torehan warna dan luka darinya,
Tahun ini hanya penanda saja bahwa sekarang saya sudah berkepala tiga.
Tahun dimana seluruh penduduk dunia menghadapi musuh yang sama.
Sedang saya tetap melawan kisah cinta yang berakhir sama seperti sebelum-sebelumnya.

Selain tentang patah yang berulang,
Tidak ada hal istimewa ditahun 2020 yang akan berakhir dalam hitungan hari.

JANUARI HINGGA MEI saya habiskan dalam kesia-siaan untuk yang kesekian kalinya.
Menjalin hubungan dengan janji untuk saling menyempurnakan,
Nyatanya kini kami saling meninggalkan.
Saling menyudahi perjalanan sebelum dipaksa karam dan tenggelam dengan lebih banyak korban.
Biarlah saya mencoba merelakan setiap mili kenangan dan hanyut dalam kepingan perasaan yang remuk redam.
Setidaknya ini lebih baik dari pada memaksakan tinggal, hati yang tak ingin lagi diperjuangkan.
Meski saat melupakan, harus berkali-kali mengeringkan perasaan dari basahnya kerinduan.

Pada bulan-bulan setelahnya, saya mulai menyibukkan diri dalam rutinitas pekerjaan.
Diberi kesempatan belajar banyak tentang sistem kepemiluan sebagai Panitia Pemilihan Kecamatan.
Berkenalan dengan orang-orang hebat sambil berharap bisa sekalian mendapatkan pengganti.
Namun hingga Pemilu selesai, belum ada yang kembali bertahta di hati..

Lalu bagaimana Resolusi 2021 ?
Menikah ??
Entahlah.
Bukan perkara pesimis atau optimis,
Menikah tetaplah prioritas utama di tahun depan.
Hanya saja siapa yang akan saya nikahi itu masih gelap sekali.
setidaknya untuk sekarang.

Tidak ada Resolusi untuk tahun 2021,
Hanya berharap selalu sehat dalam hal Fisik, Perasaan maupun Perekonomian.
Untuk segera dipertemukan dengan dia yang selalu dinantikan.
Agar lekas menikmati rasanya dibangunkan dengan aroma kopi yang diseduh dengan penuh perasaan.
Dan lekas memberikan nama untuk anak pertama.
Lalu tertidur dalam hangatnya dekapan :)

Sabtu, 18 Juli 2020

MENJELANG TIGA PULUH

Selamat menjelang tiga puluh,
Selamat datang di dekade ketiga kehidupan dibumi.
Hal pertama yang ingin ku ucapkan adalah terima kasih.
Terima kasih kita sudah mau kembali saling mendengarkan,
Setelah sekian lama kau tutup telingamu dengan perihal cinta kepada wanita yang hingga detik ini bukankah hampir semua berakhir luka ?
Dan aku lah yang berusaha kembali mengangkatmu setelah berkali-kali terbenam dalam asa yang porak-poranda.

Terima kasih kita sudah mau kembali duduk bersama,
Sudah lama kita tidak menikmati indahnya langit senja.
Bukankah sebelum mengenal mereka kita sepakat jika langit adalah hal terindah di dunia?
Setelahnya, semua kecuali mereka kau anggap figuran semata,
Lalu kau kutuk mereka setelah semua perasaan mu kembali tak terbalas ?
Selalu begitu sejak usiamu tujuh belas.

Terima kasih untuk terus mau belajar segala hal, 
Sepertinya sejauh ini kita sudah terlalu banyak belajar tentang menunggu sebuah ketidak pastian, sehingga mengabaikan apa yang harus nya telah kita dapatkan.
Kita juga terlalu banyak belajar tentang menyayangi apa-apa yang membuat lara, sehingga kita tidak mensyukuri apa-apa yang telah kita punya.

Namun kita juga sudah belajar bagaimana mengikhlaskan,
Kita sepakat jika didalam kehidupan, tidak semua yang kita perjuangkan akan kita menangkan,
Tidak semua yang kita usahakan akan tercapaikan,
Tidak semua yang kita inginkan akan selaras dengan kenyataan.

Yahh, namanya saja proses.
Adakalanya hasil itu menghianati usaha.
Yang terpenting adalah kita berhenti meratapi kegagalan.

Selamat bertambah usia, bow.
Semoga di dekade ketiga ini kita tidak lagi dihadapkan dengan urusan perasaan,
Sehingga kita bisa fokus menjadi manusia yang berguna bagi sesama.

God bless Us ! 

Minggu, 07 Juni 2020

PATAH LAGI

Menjelang tahun 2020, tepatnya di akhir bulan November 
Seorang perempuan menitipkan secarik kertas yang bertulis nomor Hp nya kepada orang rumah, 

 “coba dihubungin” pesan orang rumah kepada saya.  

Saya saat itu menganggap semua hanyalah akal-akalan orang rumah supaya setidaknya saya ada kenalan seorang perempuan, syukur-syukur bisa kenalan, akrab terus menikah. 

Kertas itu pun saya ambil, lama saya simpan hingga pada tanggal 4 Desember saya coba chat dia untuk pertama kali. 

Tidak mudah untuk memulai obrolan bagi orang yang sudah lama terbiasa sendiri, 
Apalagi kami sangat-sangat tidak satu sirkel.
Untuk sekedar mencari topik orolan saja rasanya susah. 

Akhirnya kami mulai membuka obrolan, dari yang awalnya canggung sampai akhirnya bisa telponan hingga berjam-jam tanpa terasa. 


Mulai saling berbalas kata sayang. 


Kami juga video call, yang mana saya terakhir kali pacaran pada tahun 2013 belum ada fasilitas ini.

Walau sudah sedekat ini, Namun perasaan ragu masih saja datang,
Rasanya tidak ingin jatuh cinta terlalu dalam, karena usia kami terpaut sembilan tahun, 
Dan saya sangat paham jika remaja seusia dia perkara perasaan masihlah sangat rentan berubah.
Dan saya belum lupa rasanya ditinggalkan.
Namun berkali-kali juga dia meyakinkan saya jika dia juga serius dengan hubungan ini.

Hubungan kami berjalan nyaris tanpa hambatan,
Hanya sesekali ribut kecil karena dia tidak pernah mau post poto kami di akun sosmed nya, 
“gak pengen mengumbar hubungan” katanya. 
Dan saya percaya. 

Walau sesekali saya sangat ingin ada di snap nya, 
Membuat boomerang bareng, 
Dikenalkan kedalam sirkel pertemanan dia, 
Membonceng dia, 
Makan hanya berdua dengan dia, 
Memandangnya dari dekat untuk waktu yang lama, 
Dan semua hal yang dilakukan normalnya orang pacaran. 

Disaat semua perasaan itu datang, saya selalu berkata kepada diri sendiri, 
“Sabar, nanti pasti datang waktunya 
Setelah menikah kamu pasti akan sepuasnya di dekatnya, 
Menggandeng nya, melihat wajahnya, matanya, senyumnya, segalanya.” 

Hingga pada tanggal 9 Mei semua yang saya takutkan datang, jauh dari harapan yang telah dibangun selama ini.

Seperti biasa, siang itu saya chat dia. 
“ini siapa?” balasan yang saya dapat seperti itu,
Ternyata Hp nya sedang di pegang oleh pria yang setelah lama berbalas pesan, saya tahu itu pacar lamanya. 
Dia pun mengakui masih menyayangi pacar lamanya. 
Dan dia berkata, 

DALAM SATU RONGGA KITA GAK BISA MELETAKKAN DUA HATI KAN ? 

Kami selesai saat itu.

#############################################################

Selepas itu tak ada lagi notif dari nya, 
Saya pun yang telah merasa diusir paksa dari hidupnya tak mencoba lagi menghubuninya walau sangat-sangat rindu. 
Saya tidak tahu sejak kapan mantannya datang kembali, 
Apakah saat membalas chat dari saya, di saat yang sama dia juga sedang tertawa bersama pria itu?
Apakah bersama dengan nya dia lebih bahagia, karena tak lama setelah kami selesai pria itu berkali-kali ada di snap nya, 
Apakah bersama dengan nya dia lebih senang, karena tak lama setelah kami selesai dia mempost snap saat dia dan prianya sedang berboncengan, 
Apakah bersama dengan nya dia lebih bangga, karena tak lama setelah kami selesai dia mempost snap saat sedang video call, 
Apakah selama ini hanyalah kepura-puraan ? 
Apakah kata sayang selama ini hanya basa-basi? 
Apakah rencana –rencana yang dibuat selama ini hanyalah sekedar penghibur? 
Apakah saya benar-benar sama sekali tak berarti ? 
Entahlah, kadang saya di buat tengelam oleh pertanyaan-pertanyaan yang saya buat sendiri. 

Selepas kepergian nya semua akun sosmed saya pun diblokir, 
Mungkin dia sangat-sangat tak ingin pria barunya meninggalkannya karena seseorang yang telah dibuang nya.

Sebenarnya saya sudah lelah untuk semua yang berkahir duka,
untuk semua yang kembali berakhir sia-sia.
Tapi life must go on kan, 
Yang pasti, sebelum bersiap untuk patah lagi sembuhkan dulu luka-luka dihati 

Sabtu, 04 April 2020

LAGU, LUKA DAN MASANYA

Selamat dirumah aja, entah yang stay at home dengan tujuan mulia untuk memutus rantai wabah Coronavirus, entah karena dilanda buntu berkepanjangan sehingga jangankan keluar rumah, buka pintu kulkas aja males na’udzubillah, atau ada yang sengaja stay at home karena mengindar dari teman yang hutangnya belum sempet dibayar, apapun alasan kalian, semoga kita selalu sehat.

Izinkan saya membuka postingan ini dengan sebuah quote:
“Saat kita senang kita menikmati musiknya, namun saat sedih kita memahami liriknya”

Yap, walaupun musik dan lirik itu sebuah satu kesatuan,
Namun keadaan dan suasana hati bisa membuat kita lebih menikmati salah satunya.
Sama seperti durasi centang abu menjadi biru, pada saat normal mungkin itu biasa aja,
tapi pada saat tertentu itu bisa lebih mengesalkan dari duduk satu sheet dengan bapak-bapak bau ketek di bus.

Didalam kehidupan, mungkin ada beberapa lagu yang pernah kita jadikan tema hidup,
lagu yang menggambarkan bagaimana kita menjalani kehidupan,
juga lagu yang menyemangati kita di pagi hari,
menemani kita tidur dimalam hari,
sampai lagu yang setia menemani saat-saat kita patah hati.

Di postingan ini saya ingin membahas beberapa lagu yang jika saya mendengarnya saya akan teringat pada suatu masa dimana cinta dan kesia-siaan menjadi satu kesatuan.

REPVBLIK – HANYA INGIN KAU TAHU
Sekitar tahun 2007,
Saat itu saya sedang berada dikelas dua SMA,
Seorang wanita pernah bilang kalau dia sangat membenci lagu Hanya Ingin Kau Tahu miliknya Repvblik,
Saya tanya kenapa, alasannya karena seorang lelaki yang dia gak suka memberikan lagu itu sebagai ungkapan rasa sayang nya.
Saat itu saya ikut membodoh-bodohi lelaki itu,
Bodohlah, egoislah, gak terima kenyataan kalau sudah ditolak lah dan sebagainya.
Satu tahun berselang, saat kami berada di SMA yang sama.
Ternyata saya berada di posisi yang sama dengan lelaki itu.
Dengan lagu dan balasan yang sama.

FATIN SHIDQIA – AKU MEMILIH SETIA
Di tahun 2013,
Saat itu saya kuliah semester sepuluh (normalnya selesai di semester delapan)
Saya menjalin relationship sebagai orang kedua,
Menjalani backstreet dengan seorang wanita yang sudah memiliki (boleh saya menyebutnya anjing ?)
Disaat saya sedang sayang-sayangnya,
Memujanya diatas segalanya,
Dia meminta saya untuk mendengarkan lagu Fatin Shidqia yang kala itu sedang booming dengan judul Aku Memilih Setia, lagu yang menegaskan bahwa berjuang sekeras apapun saya tetaplah juara kedua.

CAKRA KHAN – KEKASIH BAYANGAN
Untuk kali pertama saya menghayati lagu ini,
Saya teringat beberapa tahun yang lalu,
Saat wanita yang kini telah bahagia dengan suaminya yang gagah dan anaknya yang lucu masih menjadi wanita paling saya harapkan menjadi ibu dari anak-anak saya,
Bertahun kami saling mengisi kehidupan satu sama lain,
Dan saya yakin bahwa dia sangat tau kalau saya mencintai dia,
Namun hingga dia menikah,
Kami hanya sebatas sahabat baik, tidak pernah lebih.
Dulu sekali saya pernah bertanya kepada dia:
Apa dia pernah mencintai saya ?
Dia menjawab iya, tapi hanya tiga jam.

Saat ini saya sedang menjalani hubungan dengan seorang wanita,
Lagu RADIOHEAD dengan judul CREEP tengah menjadi lagu favorite saya,
Enggan nya dia mempublish hubungan kami di Instagram membuat saya sedikit insecure,
Itulah mengapa lagu Creep dari Radiohead terasa sempurna.

Mungkin cukup segini aja,
Terimakasih sudah berkenan membaca hingga paragraph ini,
Semoga kita senantiasa bisa mengambil pelajaran dari masalalu,
Untuk tak patah harap walau konsekuensi dari berharap adalah kecewa,
Tak lelah jatuh hati walau konsekuensi dari jatuh hati adalah patah lagi,
Tak henti menjadi dewasa walau konsekuensi dari menjadi dewasa adalah kehilangan banyak hal hingga kita semakin hebat berdamai dengan keadaan.

Rabu, 26 Februari 2020

BUKAN SEBUAH MOTIVASI

Selamat malam, orang-orang yang merasa teman seperjuangan semakin lama semakin habis.
Karena salah satu fase yang akan kita hadapi dalam kehidupan adalah semakin mengecilnya circle pertemanan, waktu perlahan akan membawa kita dari zaman penuh hahahihi menuju zaman yang penuh dengan tanggung jawab.

Manusia pada masanya akan menanggung tanggung jawab nya sendiri-sendiri.
Bujang memiliki tanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk segera menikah,
Suami memiliki tangung jawab menafkahi istrinya,
Ayah memiliki tanggung jawab membesarkan anak-anaknya dengan baik,
Istri memiliki tanggung jawab merawat keluarganya dengan kasih sayang,
Karyawan memiliki tanggung jawab terhadap perusahaannya.

Sama seperti tanggung jawab,
Manusiapun memiliki masalahnya masing-masing,
Disatu sisi ada manusia yang ingin kurus, disisi yang lain ada manusia yang ingin gemuk.
Disatu sisi ada manusia yang tidak memiliki waktu senggang, disisi yang lain ada manusia yang ingin memiliki kesibukan.
Disatu sisi ada manusia yang sangat cepat merespon pesan Whatsapp, disisi yang lain ada manusia yang merespon pesan Whatsapp seperti merespon Testimoni di Friendster
Disatu sisi ada manusia yang ingin fotonya dipost di akun sosial pacarnya, disisi yang lain ada manusia yang tidak ingin hubungannya diumbar-umbar.
Disatu sisi ada manusia yang ingin segera dinikahi namun tak kunjung mendapat kejelasan, disisi lain ada manusia yang ingin menikah tetapi kekasihnya belum siap.

Manusia memang menjalani kehidupannya masing-masing, dengan tanggung jawab dan berbagai problematika kehidupannya tersendiri.
Tetaplah semangat, jadilah manusia yang pandai menikmati keadaan seburuk apapun itu.
Yakin saja, Jika yang datang padamu itu tak membunuhmu, berarti yang datang padamu akan menguatkanmu ~Iksan Skuter