Senin, 13 Desember 2021

DESEMBER, 2021 HABIS PERCUMA ! #2

Selamat menyambut akhir tahun untuk kalian yang dulu banget malu-malu dan insecure untuk mendekati seseorang yang ternyata saat ini seseorang itu punya suami yang lebih jelek dari kalian,
Selamat mencaci diri kalian di masa lalu, haha!

Kalau melihat kenyataan hidup saat ini, gue pengen banget balik ke masa lalu dan memarahi habis-habisan diri gue di masa itu.
Diri gue yang sempet kuliah di kampus yang mayoritas berisikan kaum perempuan tapi sampe sekarang kesulitan mencari perempuan untuk dinikahi,
ELO NGAPAIN AJA PAS KULIAH, ANJ*NG !!!!


----------------------------------------------

Oke langsung saja, melanjutkan postingan sebelumnya,

Di bulan JUNI,
Bulan dimana gue mulai melihat para mantan pacar dan juga para mantan gebetan sudah pada membagikan story bahagia bersama dengan anak-anak mereka yang lucu dan suami mereka yang biasa aja.
Gue lagi-lagi ingin pergi ke masa lalu dan berkata ke diri gue:
BENC*NG, KENAPA DULU ELO GAK BERJUANG KERAS !!
KENAPA DULU CEPET AMAT ELO NYERAH !!
ELO LIAT ITU SUAMI MEREKA, BIASA AJAAAA !!
HARUSNYA ELO TUMBUR ABIS AJA, TOL*L !!
ELO GAK TAU KALAU GUE SEKARANG SUSAH BANGET NYARI MODELAN MEREKAAAAA !!


Emosi bet gw, heran jadi cowok kok cemen amat. 

Oke lanjut, masih di bulan Juni.
Di bulan ini gue mimpi menjadi seorang kurir nark*ba,
Ceritanya kelar gue nganterin barang, gue dikasih upah segepok uang seratus ribuan, setelah sebelumnya tas gue sudah penuh dengan uang, walau itu hanyalah sebuah mimpi tapi gue ingat saat itu gue sempet bilang,
Alhamdulillah akhirnya gue bisa nikah.

Dari mimpi ini gue paham, ternyata selain kesusahan mencari calon istri, alam bawah sadar gue juga takut gak ada uang untuk biaya pernikahan yang mahal.


-------------------------------

Sebenarnya di tahun ini hati tidak sepenuhnya kosong,
Ada beberapa perempaun yang sempet gue taksir seperti pemilik akun instagram ylgtnn
Kalau dari poto-poto sosmed nya sih gue banget ini cewek.
Sempet stalking sih dari IG, FB sampe channel YT nya.
Tapi gue males banget untuk sekedar say hay
karena gue paham cewek model gini typenya bukan modelan gue, haha

Terus ada juga pemilik akun instagram megawatii.cm
Perempuan cantik, baik-baik, soleha, sopan, pintar, berjiwa seni, lengkap dah pokok nya.
Gue tau perempuan ini udah cukup lama,
Tapi baru ada interaksi di bulan Maret tahun ini karena acara kampus, yang sebab interaksi itu gue jadi sedikit menaruh hati, mulai mengikuti semua sosmed nya, menjadi penonton setia strory-story nya sambil sesekali meninggalkan komentar sekedarnya.
Kepada yang ini gue hanya membatasi untuk sekedar menaruh hati.
Karena feeling gue ini bakal ditolak, haha

Apa jangan-jangan gue dari masa depan bakal marah karena sudah melewatkan dua wanita ini ? Entahlah !


-------------------------------------------

JULI-SEPTEMBER

Hari berganti, sekitaran bulan Juli - September
Kembali gue mencari peruntungan di media sosial.
Kali ini gue menemukan akun facebook Mastia Hifny
Fisikly biasa aja tapi lumayan, dan yang pasti ketika gue DM minta nomor whatsapp dia gak nolak.
PDKT dimulai.

Mungkin karena tidak terlalu menaruh hati jadi PDKT kali ini tanpa rasa canggung sama sekali. 
Mulai berbalas chat sepanjang malam hingga video call disela kesibukan,
Tak mau berlama-lama, 2 bulan setelahnya gue bilang suka.
Spekulasi aja, siapa tau gayung bersambut.
Tapi ternyata gue ditolak dengan alasan yang banyak banget, intinya gak mau pacaran.

PDKT selesai !


----------------------------------

Ditengah proses PDKT ini juga gue sempet di jodohkan oleh bibi gue dengan anak temen nya,
Gue diminta untuk chat nomor whatsapp yang mereka berikan.
Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, 
Perempuan yang dijodohkan ke gue, baik itu rekomendasi teman hingga keluarga bentukannya nyakitin mata.
Gue pun mencari tau kontak nya via aplikasi GetContact,
Dari aplikasi itu gw dapet potonya, dilanjut searching akun facebooknya
Dan benar aja semua sesuai dugaan.
Dia bukan tipe gue dan tolong berhenti bilang kalau gue milih-milih!
Ini perkara nyari istri yang nantinya akan gue nafkahi selamanya.
Bukan urusan nyari pakaian yang kalau gak sesuai ekspektasi bisa di retur, atau kalau bosen tinggal di sumbangkan lalu beli baru.

Gue juga yakin banget, diri gue dari masa depan gak bakal marah karena masalah ini.


--------------------------------------

Memasuki bulan DESEMBER
Rumah mendapat Urawan (undangan dalam adat suku lampung) dari mantan terakhir gue.
Mantan yang secara tidak langsung membuat feed instagram gue gak lagi berwarna.
Mantan yang dengannya banyak gue ciptakan sajak dan gue buatkan halaman tersendiri di blog ini,
Bisa dibaca disini

Gue inget dulu, gue sempet bilang ke dia, kalau kamu nikah undang-undang abang.
Dia menjawab kalau dia bakalan masih lama nikahnya, karena masih pengen kerja dulu, lanjut kuliah, pengen buat Mamak-Bapak bangga, TAIK !

Jadi inget kalau gue juga pernah bilang suka sama seorang adek tingkat di kampus dan dia bilang mau lanjut S2 dulu, mau fokus sama karir dan organisasi.
Ternyata, gak lama setelah kelar sidang skripsi dia langsung nikah, TAIK !


-------------------------------

Oke mungkin itu saja ringkasan hidup gue di tahun ini.
Tahun yang cepet banget udah mau bungkus padahal gue belum ngapa-ngapain.
Terima kasih banyak untuk kalian yang udah baca sampai kalimat ini.
sekali lagi terima kasih banyak.

Sampai jumpa di postingan berikutnya *senyum*

Rabu, 08 Desember 2021

DESEMBER, 2021 HABIS PERCUMA !

Setahun sudah blog ini gak gue isi,
Karena di tahun ini gak ada hal penting yang bisa gue garis bawahi untuk ditulis sebagai postingan.
Di tahun ini juga gak ada lagi jatuh cinta berlebihan hingga lupa akan luka yang pernah tertanam,
Pun gak ada lagi patah hati paling sendu hingga lupa akan bahagia paling merdu.


2021 dimulai pada JANUARI
Berkaca dari 2020 yang habis dengan meratapi kepergian seorang wanita,
2021 gue mulai bertekat untuk membangun rencana agar saat tahun ini usai,
setidaknya gue ada seorang wanita yang siap untuk dinikahi.
It’s my great plan.
Tapi rencana tinggal rencana, 
Bulan pembuka 2021 ini gue habisan dengan menyelesaikan game The Last of Us dan GTA V.

FEBRUARI
Masuk bulan kedua,
Gue memiliki keinginan untuk mengembangkan channel YouTube gw, Orang Cadang.
Langkah pertama, gw mulai dengan membeli rambut palsu.


Oke, rambut palsu sudah ada.
cerita gue buat,
lama gue merangkai premis, alur, konflik hingga ending.
Begitu cerita sudah selesai,
Gak ada yang bisa di ajak main.
NGONTEN PUN GAGAL

Masih di Februari,
gue di ajak kawan kuliah main di channel YouTubenya.
Gue yang habis gagal ngonten, gak pikir dua kali untuk bilang ayok !
Ini hasilnya:
 

MARET
Di bulan Maret gak ada yang menarik.
Hanya saja di bulan ini gue sedikit terusik dengan orang-orang yang beranggapan kalau gue belum kunjung nikah karena gue pilih-pilih.
Bang*at ini perihal pasangan hidup.
Apakah salah jika kita memilih seseorang yang akan kita temu sepanjang waktu untuk seumur hidup bersama, dengan penuh pertimbangan??
Apakah dengan pertimbangan umur yang semakin tua maka kita harus relakan impian kita menikah dengan orang yang benar-benar kita cintai ??
WTF!

APRIL, MEI 
Selain dua baju perang gue ulang tahun,



Gak ada yang menarik untuk gue ceritakan, gue skip aja.

Untuk bulan Juni dan seterusnya agak panjang,
Mulai dari gue yang mimpi jadi kurir nar*oba, jatuh hati sama beberapa wanita,
Ulang Tahun gue, PDKT paling aneh, di jodohin orang tua dan terakhir mantan menikah.
Cukup panjang jadi gue lanjut di postingan berikutnya.

see you..


TERBANG




Hari ini, tepat setahun ia mencoba terbang menjauh dari Mei. 
Bulan dimana sepasang sayap pernah ia jahit sendiri dengan tajamnya benang-benang kebencian. 
Sayap yang dengan sukarela ia patahkan hanya untuk menemani seseorang yang justru memilih untuk pergi ke lain dekapan. 
Meninggalkannya dalam genangan serapah berhias segala umpatan yang tumpah ruah.

Lama ia sembuhkan luka. 
Membalut segalanya dengan senandung duka. 
Ia tak berdaya. 
Menyaksikan kenangan yang riuh beterbangan, 
Mengibaskan sayap-sayap penyesalan, 
Berjuta aksara sendu berhamburan.

Kini, meski sayapnya tak lagi sekuat dulu, 
Setidak nya saat Mei kembali bertamu, 
Ia telah mampu untuk terbang meski hanya sendirian. 
Mampu menjelajah luas nya kehidupan dengan segenap kepasrahan, 
Tak lagi ragu menembus kelamnya awan, untuk kembali kuyup oleh ratusan kekecewaan.

Jika kelak Mei tak kunjung sirna. 
Ketahuilah, meski mencinta adalah seni paling sederhana untuk menderita. 
Baginya mencintaimu adalah luka paling ia sengaja.

INGATKAH KAMU?




Ingatkah kamu? 
Dulu sekali kita pernah berbagi peran dalam sebuah panggung hubungan. 
Aku yang mencintai dan kamu yang dicintai. 
Aku yang selalu pengertian dan kamu yang sesuka hati mempermainkan. 
Sayang, kala itu aku tak pandai berimprovisasi. 
Hingga kau pergi dengan alasan semua sudah sesuai naskah. 
Meninggalkan ku yang mematung pasrah dan berdarah-darah hingga akhir kisah.

PADAM




Tentang mu kini serupa rintik hujan, 
Jatuh pada rimbunnya rindu tak berbalas. 
Mengugurkan daun-daun harapan, 
Menyisakan serakan kenangan kita yang memang hanya selintas. 
Menyuburkan akar-akar doa yang menjuntai kelangit memohon sayang padamu tak lagi deras.

Senada dengan mu yg serupa hujan, 
Kesendirian ku kini seperti kerlip lampu pada gelapnya telaga kesepian. 
Menyala redup, 
Mencoba meredam temaram yang mulai menguasai bayang akan luka kala kau tinggalkan.

Kini aku berhenti mencari mu pada patahan-patahan masa lalu. 
Sebab masa lalu adalah ruang tak berlampu, 
Dan mencari mu kembali adalah sesia-sianya rindu.

Kini aku beranjak meninggalkan mu setelah sekuat tenaga meredam harap. 
Sebab tanpa pernah mempermasalahkan gelap, 
Dengannya kau berharap lelap dalam dekap. 
Sedang aku hanyalah lampu redup yg kau padamkan sebelum terlelap.

KAU TAK LAGI ISTIMEWA




Di atas dinginnya tumpukan angan akan kita. 
Di mana dahulu kau tebarkan segala pura. 
Kupungut kembali sajak-sajak yang ku cipta dengan sepenuh jiwa. 
Karena entah mengapa, 
Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua. 
Kini, tak lagi ku anggap kau istimewa. 
Kau tak lebih dari lelucon yg tak menghadirkan tawa, 
Formalitas yang kehilangan esensinya. 

Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua. 
Kini, tak lagi ku anggap kau berharga, 
Meski dulu lama kau bertahta di atas singgasana cinta. 
Kini, tak lagi ku anggap kau segalanya, 
Meski pernah pergimu habis kutangisi sejadinya. 
Tak lagi kau ku langitkan,
Meski pernah dalam doa namamu kusebut tiada habisnya. 

Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua.
Tak lagi ku kunci pintu percaya. 
Meski untuk membukanya aku masih takut akan binasa, 
Namun jika kau ingin kembali bersama, 
Atau siapapun ingin masuk kedalamnya. 
Ketuk saja. 
Kita bangun kembali singgasana dimana kelak selamanya kau bertahta.

PUSARA




Cahaya dari terangnya harap tentang kita terus saja tersingkap. 
Melewati rimbunnya rindu yang tak lagi bisa ku ungkap. 
Mengalir menghangatkan daun-daun mimpi yang gugur tepat di atas pusara lara yang gelap.

Ditengah hamparan rindu yang kian belukar, 
Angan tentangmu kian terkapar.
Hingga disini, ku kusemayamkan kisah kita yang hanya sebentar. 
Bersama dengan seluruh kalimat andai yang kian memar tertampar segala ingkar.

Pagi ini tepat bulan ke empat aku bersimpuh, 
Di atas gundukan tanah dimana ku benamkan cinta yang selepas pergi mu, 
Acap kali ingin ku bunuh!
Berhiaskan taburan kembang-kembang kesetiaan yang layu bersamaan dengan cemburu yang kian tumbuh. 
Menyerbakkan wangi, hingga memenuhi rongga paru dimana aroma penghianatan mu mengendap utuh.

Sayang, 
Sejak lama aku ingin pergi dan berhenti menjadikanmu diksi dalam setiap sajak yang terngiang, 
Dan merelakan apa-apa yang sepantasnya hilang. 
Namun dari dasar pusara,
Hanya kau yang kunantikan untuk pulang.

PUING




Hari ini tepat bulan ketiga, 
Kau tarik pelatuk diujung kisah kita, 
Selongsong peluru penghianatan melesat bagai cahaya, 
Melewati rongga kepala, 
Meremukkan segala cita-cita yang sempat kita bangun bersama. 
Menembus kokohnya tembok rasa percaya, 
Menghancurkan semua tanpa sisa.

Setelahnya, kau tiup ujung pelatuk dengan senyuman. 
Menerbangkan segenap asap kehilangan, 
Mengepul bersama mimpi-mimpi indah yang dulu keras aku perjuangkan. 
Kemudian kau pergi tanpa lambaian tangan. 
Meninggalkan hangat nya janji setia kedalam runtuhan kekecewaan.

Tiga bulan setelahnya, 
Aku masih di tempat yang sama, 
Mencari puing-puing kebahagiaan dari runtuhan kenangan yang kau tinggalkan. 
Mencari puing-puing asa yang terkoyak kejam dalam runtuhan kekalahan yang seenaknya kau putuskan.

Tiga bulan setelahnya, 
Aku masih di tempat yang sama, 
Merangkai aksara dari puing-puing duka. 
Sebelum kembali kedasar nestapa.

HUJAN DUA BULAN LALU




Tepat dua bulan yang lalu, 
Hujan turun begitu derasnya. 
Menumpahkan deraian sendu yang membasahi setiap mili rongga dada, 
Menggenangi nya dengan cinta yang ku kira hanya untukku saja.

Dua bulan yang lalu, 
Hujan seperti tak akan reda. 
Rinai-rinai rindu terus saja menghujam seisi kepala, 
Mengalir membawa segala tentangmu, 
Meresap kedalam alunan harap yang entah kenapa masih kurawat dengan baiknya.

Kepada hujan dua bulan yang lalu, 
Mungkin kini kau telah reda, 
Namun tidak untuk yang di dalam dada. 
Riak nya terus saja menghempaskan ku pada tepian indah akan kisah kita. 
Yang kini hanya menjadi genang pada dasar impian yang porak poranda.

LITTLE BOY NAMED TRAIN #2




Selamat malam, Train. 
Tak perlu pergi terlalu dalam lagi. 
Kau bukan lagi anjing penuh luka yang berharap menumbuhkan sayap-sayap indah. 
Tak perlu lagi kau agungkan pemikiran bodoh mu tentang cinta, kesetiaan dan bahagia. 
Buang saja semua ! 
Karena kini mereka telah memenuhi dunia. 
Anjing-anjing keren dengan mulut dan kelamin lebih besar dari biasanya telah menempatkan seks menjadi garis akhir dari apa yang mereka sebut cinta.

Pulanglah, Train. 
Lupakan anjing cantik enam bulan yang lalu itu. 
Dia telah menemukan anjing bersayap indah nya. 
Meninggalkanmu membusuk dalam tumpukan kenang. 

Pulanglah, berhentilah menangisi rasa sayang yang tak pernah mampu kau bunuh. 
Train, aku tahu kau terlalu lelah untuk mencintai apa yang seharusnya direlakan. 
Untuk mengingat apa yang harusnya dilupakan, 
Untuk menyayangi apa yang harusnya kau benci !

Pulanglah, Train. 
Hentikan ringkihan mu, 
Karena kau kini hanyalah mainan plastik berbentuk hati.

Senin, 06 Desember 2021

DUNIA YANG INI




Aku mencintai dunia yang ini, 
Karena disini hadirnya abadi, 
Meski pada nyatanya tepat sebulan dia t'lah pergi, 
Tapi aku benar-benar tak peduli.

Aku mencintai dunia yang ini, 
Disini aku tak perlu lagi merapihkan kepingan-kepingan hati, 
Bersembunyi dalam sajak-sajak patah hati, 
Menanti apa yang tak mungkin kembali, 
Hingga menahan rindu jutaan kali.

Aku mencintai dunia yang ini, 
Karena disini, 
sosoknya selalu membersamai hari-hari sepi pasca semuanya berhenti. 
Disini dia tak pernah pergi, 
Sepenuhnya dia aku miliki, 
Dan selamanya ku cintai sepenuh hati.

Aku mencintai dunia yang ini, 
Karena sejauh apapun aku berlari, 
Kudapati sepi membawaku ke awal lagi.

SEBELUM KAMU BERPALING




Sebelum kamu berpaling, 
Dulu kita adalah sepasang saling. 

Sebelum saling merasa asing, 
Dulu sempat kita berjanji untuk bersanding. 

Sebelum hancur berkeping-keping, 
Dulu cinta kita tiada banding. 

Sebelum semua rasa mengering, 
Dulu segala tentang kamu sangatlah penting.

HIKAYAT KELEDAI TUA




Seperti sebelum-sebelumnya, 
Keledai tua itu pun kembali jatuh tepat pada lubang yang sama. 
Kepada lubang yang entah dari mana asalnya, 
Sumpah serapah kembali keluar dari bibir tuanya.

Dengan lutut yang luka, 
Keledai tua sadar bahwa dia hanya perlu kembali belajar menerima, 
Karena hakikatnya, luka hanyalah sementara. 
Dan dengan asa yang tersisa, 
Keledai tua kembali merawat sendiri luka-luka nya. 
Menyemangati sendiri tubuh renta nya. 
Sampai akhirnya ia mampu menyusun kembali langkahnya.

Demi mimpi untuk bahagia di akhir cerita, 
Meski harus kembali jatuh dan berkubang dengan luka, 
Bahkan hingga semuanya binasa. 
Keledai tua tak akan pernah menyesali setiap langkah nya.

JARI TENGAH




Kemari lah, 
Lihatlah aku dengan sukarela kembali pada cengkraman neraka paling rendah. 
Menerima perihnya siksa dari menaruh harap pada hati yang salah. 
Dipaksa menari dibawah api penghianatan yang berkobar merah. 
Membakar perlahan semua kenangan indah yang tak pernah salah.

Kemari lah, 
Temani aku mencampur pil pahit dengan darah dari kepingan-kepingan hati yang patah. 
Percayalah, ini akan sangat indah. 
Kau akan merasa api menjalar ke seluruh pembuluh darah. 
Mencabik semua luka yang merekah dan menggantinya dengan amarah yang terus bertambah. 

Kemari lah, 
Temani aku mengacungkan jari tengah, 
Untuk seluruh juang yang berakhir patah, 
Untuk hati hebat yang mulai berdarah, 
Untuk menetap yang ternyata hanya singgah, 
Untuk semua kisah yang berakhir gundah, 
Untuk harap yang kini musnah, 
Untuk yang ku kira rumah ternyata sampah.

Tentang aku yang sempat percaya engkau adalah anugerah terindah, 
Lupakan lah !

SALING #2




Bahtera tua itu akhirnya berlabuh.
Mengakhiri diksi tentang kisah lautan kepercayaan yang dulunya utuh. 
Menutup dongeng manis tentang kesetiaan yang luruh bersama kenangan pahit yang mulai riuh.

Kau pulang lah, 
Izinkan aku tinggal sejenak untuk membinasakan harapan yang dulu sempat aku perjuangkan, 
Membuang sisa-sisa perasaan untuk memiliki mu kedalam dinginnya lautan kekecewaan. 
Membersihkan hati dari kepingan rindu yang kelak akan sangat menyakitkan.

Kau pulang lah, 
Bersama dia yang sedari tadi berdiri menanti. 
Aku sedang ingin berdiskusi dengan hati ku sendiri, 
Tentang banyak nya sajak yang terbuang percuma karena mungkin dari awal kau tak menyukainya, 
Tentang rencana indah masa depan yang tetap ingin kupercayai itu bukan sandiwara. 
Tentang puluhan kalimat rindu yang kini kusadar tak ada yang berujung temu. 
Sedang kau tahu, aku sangat ingin melihatmu. 

Kau pulang lah, 
Aku akan merelakan mu. 
Dan mengikhlaskan, 
Bahwa pada akhirnya bukan aku yang bertahta di hatimu.

Terimakasih sudah sempat membuatku merasa paling beruntung di dunia, 
Terimakasih sudah membuatku merasa utuh walau untuk sesaat saja, 
Terimakasih sudah hadir kedalam bahtera tua dengan segala kekurangannya.

Jika kelak kita tanpa sengaja berjumpa kembali, 
Ingatlah, sebelum saling meninggalkan, 
Kita pernah saling menemukan.

AKU RINDU




Aku yang dulu, 
Selalu sanggup merawat kesendirian, 
Begitu gagah melawan hari-hari sepi, 
Dan teramat hebat berteman malam-malam sunyi. 

Terlalu lama rindu ini mengendap menjadi sendu, 
Terlalu lama cinta ini remuk redam dibenam kecewa, 
Terlalu lama perhatian ini terabaikan menjelma kebencian.

Kini, Dari cantik wajahmu aku mencandu, 
Dari manis sikapmu aku terpaku, 
Dari indah senyummu aku membisu, 
Dari mimpi besar tentangmu aku terbelenggu.

Darimu, aku mengenal arti kata rindu. 
Darimu, aku tak kuasa menahan temu. 
Darimu, aku pasrah pada kehendak Tuhanku.

TERUNTUK JELITA




Aku adalah tumpukan lagu sendu, 
Yang memimpikan jadi lembaran bahagiamu, 
Yang ingin lebur bersama harimu, 
Melihat indah dunia dalam senyummu, 
Mendengar senandung cinta pada tiap tatapmu, 
Tenggelam dalam sajak-sajak rindu akan hadirmu, 
Membeku didasar muara doa-doamu, 
Aku ingin sekali memilikimu, 
Tapi aku hanyalah tumpukan lagu sendu, 
Yang memimpikan jadi lembaran bahagiamu.

TERJAGA




Aku terjaga, 
Terjaga dengan ku dapati dirimu melebur dan memenuhi setiap ruas rongga kepala, 
Mengisi sudut-sudut hampa yang sebelumnya bersemayam ribuan luka. 

Jantung ku pun tak lagi hanya mengalir darah, 
Namamu telah lama ikut mengalir indah di dalamnya. 
Menghiasi setiap gemuruh detak nadi, 
Memaknai ribuan sepi.

Bagaimana aku tak terjaga, 
Sedang bayangmu seperti menari di udara lalu masuk menghiasi setiap nafas yang terhela, 
Menjadikan rindu tentangmu meresap kedalam setiap angan yang menderu jiwa.

Ahh, peduli apa kau Jelita ! 
Tapi tak mengapa, 
Kau cukup hadir disemesta, 
Dengan begitu aku ada alasan untuk terus terjaga

BERHENTI BERHARAP




Aku berhenti berharap, 
Dari gelak tawa kala kita menertawakan dunia sesaat sebelum terlelap, 
Dari derap kaki kecil yang memenuhi rumah dan mengusir senyap. 
Masa depan dimana kita saling membalas tatap 
Dan saling tersenyum diakhir cerita perlahan gelap.

Walau semua harap telah lenyap, 
Percayalah kau takkan ku tepikan meski sekejap.

Aku hanya tak ingin semua harapku membebani hatimu, 
Memberatkan langkahmu, 
Dan menyita waktumu, 
Biarlah aku yg menjadikanmu segalaku, 
Memintamu dalam aamiin paling seriusku, 
Menghabiskan hidup dalam kerinduan padamu. 

Kau kejar saja semua inginmu tanpa ragu. 
Dan untuk sepanjang waktu, 
Kau tetaplah poros semesta ku.

AKU KEMBALI




Dia merubah semua,
Melepas seluruh piercing dari kulitnya 
Merapihkan rambut berantakannya, 
Memberinya pomade lalu merapihkan nya di depan kaca, 
Dia memberi deodorant pada ketiaknya, 
Melipat semua atribut punk kemudian menyimpannya, 
Dia menggantinya dengan jeans dan kemeja, 
Kata mereka dengan begini dunia akan menerima nya.

Lama dia membiasakan untuk menjadi layaknya manusia kebanyakan di bumi, 
Berbaur dengan dunia yang penuh dengan pura-pura. 
Belajar tertawa dengan lelucon-lelucon basi, 
Dan mencoba untuk kembali jatuh cinta.

Ternyata itu hanya kelakar orang tua, 
Dunia tetap tak manusiawi, 
Semua inginnya tetap jauh dari nyata, 
Cintanya pun tetap membuatnya ingin mati.

Lelah dengan semua, 
Dia kembali, 
Membuka apa yg telah lama disimpannya, 
Melihatnya, 
Lalu menutupnya lagi. 
Dia tersenyum sembari berkata, 
"Aku kembali"

PERIHAL KEHILANGAN




Perihal kehilangan, 
Aku takkan pernah bisa lebih baik dari hutan, 
Yang memberi banyak kepada manusia walau berkali-kali dihancurkan. 

Pun tak pernah bisa seperti hujan, 
Yang tetap memberi penghidupan, 
Walau terkadang hadirnya tak diinginkan. 

Aku juga takkan pernah bisa seperti bayangan, 
Walau hadirnya tak pernah kau rasakan, 
Namun berjanji takkan pernah meninggalkan.

Perihal kehilangan, 
aku takkan pernah bisa merayakan. 
Seperti pudarnya indah senja yang dirayakan binatang-binatang malam dengan keluar mencari penghidupan. 
Seperti hilangnya pekat malam yang dirayakan para istri-istri buruh dengan mempersiapkan sarapan berisi harapan akan kebaikan. 
Seperti berakhirnya rintik hujan yang dirayakan langit dengan menghadirkan pelangi nan menawan.

Mereka merayakan dengan tidak memberikan ucapan perpisahan, 
Karena kata mereka, 
Akan selalu hadir harapan baru setelah kehilangan. 
Sedang aku tetap takkan pernah bisa merayakan.

HIKAYAT PENCINTA YANG BAHAGIA




Kepada malam-malam sepi yang kucintai. 
Perlahan aku kembali melihat nya, 
Sahabat lama yang telah melewati banyak purnama 
Tanpa rasa percaya akan hikayat pencinta yang bahagia.

Aku memberinya cerita, 
Tentang dua manusia yang disatukan oleh cinta. 
Dia tertawa sembari berkata, 
Mulut busuk politisi lebih ku percaya.

Lalu aku bercerita, 
Tentang dua manusia yang saling berjanji untuk terus bersama. 
Dia tertawa sembari berkata, 
Indonesia bersih dari koruptor itu lebih nyata.

Aku terus bercerita, 
Tentang dua manusia yang selamanya saling cinta dan bahagia. 
Dia tertawa sembari bertanya, 
Apa kau lupa aku tak lagi percaya akan hikayat pencinta yang bahagia?

LITTLE BOY NAMED TRAIN




Hei, Train. Apa kabar?

Apakah kau merasa dunia telah memberimu sedikit belas kasih? 
Apakah kau merasa manusia kini telah menganggap mu ada? 
Apakah kau merasa cinta mulai menyapamu dengan senyum hangat nya? 

You just a fuckin clown, Train!

Dimana hati keras mu yg selalu kita pakai untuk melawan dunia? 
Dimana mata penuh dendam mu yg dulu berjanji membalas semua kepura-puraan? 
Dimana hati hitam mu, 
Apakah cinta telah mewarnainya? 

Hahaha, jangan bodoh Train!

Kemari Train dan lihatlah, 
Lihatlah senyum palsu dunia padamu! 
Lihatlah omong kosong mereka padamu! 
Lihatlah bahwa semua warna itu semu! 
Lihatlah, Train.

Haha baiklah, bersenang-senanglah Train. 
Jika kau telah lelah, 
Aku selalu menunggumu di dasar nestapa.

SALING






Didalam bahtera tua yang segera karam,
kita saling menemukan.

Aku menemukan indahmu 
Dan kau mungkin menemukan perihku 
Saat kau mengepakkan sayapmu 
Dan memberikan senyum terbaikmu, 
Dibawah petang yang kelabu, 
Harapan itu kembali tanpa ragu. 

Harapan tentang dermaga indah tak lagi semu, 
Setelah lelah terbenam dalam lautan harap yang tak berujung temu.

Aku mulai berkisah perihal impian dan kenyataan yang terkadang tak sejalan, 
Kau pun berkisah tentang ragumu yang berharap aku hilangkan, 
Aku mulai merasa nyaman, 
Ku harap kau pun merasakan demikian. 

Duhai Jelita, izinkan aku membayangkan kita di masa depan. 
Bertahan untuk saling menguatkan,
Walau dihempas badai paling mengerikan. 
Untuk bersama melawan ketidak adilan zaman. 
Dan berjanji untuk tidak akan saling meninggalkan.

Dermaga yang dulu paling ditunggu kini aku membencimu! 
Aku ingin selamanya bersamamu, menatapmu, menemanimu 
Dan takkan pernah melepasmu.

Di dermaga yang paling tak ku tunggu, 
Aku tak tahu apakah kita akan saling melabuhkan rindu, 
Atau berakhir untuk bersama saling melupakan temu.

WAHAY JELITA





Di penghujung tahun yang sesak akan perenungan, 
Dihujani pahitnya perundungan, 
Dan dibenamkan dalam gelapnya palung keputusasaan. 
Akhirnya disudut sempit bumi kita dipertemukan, 

Untuk mulai saling membuka obrolan, 
Saling berbalas pesan, kesan dan perasaan, 
Dan ku berharap ini bukan kepalsuan.

Bolehkah aku berharap lebih kepadamu wahai jelita?
Untuk bersama mengakhiri dinginnya rantai kesepian. 
Menjadikanmu hal besar yang ku perjuangkan. 
Untuk menyambut ku dengan senyum kebahagiaan, 
bukan sebagai pelarian.

Wahai jelita, bolehkah kau ku jadikan rumah?
Menjadikanmu rumah sebagai tujuan pulang saat duniaku tak lagi ramah, 
Menjadikanmu rumah bukan tempat singgah, 
Sebab disanalah aku ingin menetap dan merebah.

Kini langit telah dipenuhi hangatnya doa
Untuk menjadikan mu yang terakhir kucinta, 
Menjadikan indahmu hal pertama kulihat kala terjaga dan membuka mata, 
Dan untuk selamanya menemaniku merenta bersama.

ASA




Di dalam istananya,
Dia mengingat kembali tentang masa-masa jaya,
Masa dimana kemarahan dan cinta saling berlomba menguasai hati,
Bertarung tanpa henti, 
Berdusta demi mendapatkan tempat tertinggi.

Di tengah bisingnya detak jarum jam, 
Dia menanggalkan seluruh zirahnya, 
Melecuti kemahatahuannya tentang bahagia, 
Membuka kekang dihati bernama asa,

Dia menyerah, 
Dia tak lagi mampu melawan kesendirian. 
Dia berdoa agar pedang di tangannya,
Memberikan apa yg tak mampu ia dapatkan. 
Menyerahkan semuanya kepada yang Maha Tinggi, 
Berharap darah akan menghapuskan segala sepi.

LEMBAH NESTAPA



Pada akhir tahun yang tak bermakna, dia kembali. 
Dia kembali pada pelukan lembah nestpa.
Tempat di mana seluruh mimpi indahnya bersemayam . 
Di dalam damainya lembah nestapa, dia berdoa, 
Agar dunia segera berakhir, 
Membakar seluruh wanita wanita yang pernah ia inginkan. 
Bersama dengan luka yang mereka ukir di kepalanya.

Di dalam lembah nestapa dia bernyanyi, 
Menyanyikan lagu lagu-lagu punk,  pertanda ia kembali.
Ia kembali menjadi perawat bagi luka lukanya di tahun ini.

Di dalam lembah nestapa dia berjanji. 
Kelak ia lah bom atom yang akan menjadikan dunia bak neraka. 
Mengacaukan seluruh rencana indah penghuni dunia, 
Mengacaukannya hanya untuk menikmati hisapan asap rokok 
Di tengah bisingnya teriakan manusia.