Jumat, 15 Februari 2019

TENTANG REWRITE CATATAN-CATATAN FACEBOOK

Terinspirasi dari prilaku netizen di negara berkembang yang senang merapihkan feed Instagramnya,
Bahkan ada akun IG yang postingannya berubah total memasuki tahun yang baru,
Walau gak tau apa faedahnya, gue pun berniat untuk mengikuti trend tersebut.

Tapi bukan feed di instagram yang gue rapihkan,
Karena bagi gue poto-poto di IG itu kayak semacam album kehidupan mini,
Ada story di tiap garis waktunya, menghapusnya bagi gue sama saja seperti menghilangkan beberapa bagian yang ikut mengantarkan kita berada pada posisi yang sekarang.

Yang gue rapihkan adalah tulisan-tulisan lawas gue yang sudah sangat lama umurnya,
Yang sudah gue posting di catatan facebook dan gue kumpulkan di blog ini.

Kenapa gue tulis ulang ??
Karena ketika gue baca, ada beberapa kata yang susah untuk gue cerna, gue pahami dan gue mengerti.
Oleh sebab itulah gue tulis ulang dengan beberapa perubahan mulai dari kalimat hingga struktur nya.

Catatan-catatan facebook gue itu adalah ungkapan kegalauan gue saat masih berumur 20 tahunan
Saat cinta masih menjadi sesuatu yang harus paling di agungkan dan di perjuangkan.

Dengan menulis ulang, apakah gue ingin mengenang orang-orang itu ??
Bukan mengenang, hanya mengingat saja.
Gue hanya ingin mengingat bahwa gue pernah memiliki cinta sebesar saat itu.
Yang pada masa sekarang gue sudah sangat sulit untuk jatuh cinta sebesar dulu.

Mengingat, berarti belum Move On dong ??
Bukankah move on tidak berarti melupakan total seperti orang yang amnesia?
Move on terbaik bagi gue adalah mengingat semuanya tapi dengan cara yang lebih damai,
Tidak lagi ada rasa marah, benci, sesak ataupun cinta.

Mengingatnya seperti kita mengingat bahwa dulu pernah bilang gini ke teman kita,
“jangan di angkat, gue pengen denger NSP kamu”
Yupp, hanya seperti itu, tidak lebih.

Mungkin dengan menulis ulang catatan catatan itu gue bisa ingat lagi bagaimana seharusnya mencinta.