Sabtu, 18 Februari 2017

Masih tentang kamu.

Selamat malam, langsung to the point aja,
sebelum ide nulis yang gue dapet pas boker barusan keburu ilang terbawa dinginnya angin malam
Sebelum lo nyesel lebih lanjut, lebih baik gue kasih tau kalau postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya.

Setelah kejadian yang gue tulis di postingan sebelumnya,
Gue semakin intens baca Personal Message nya, mengartikan kata 'KAMU' di beberapa PM yang dia tulis, 
nyoba chat dia untuk sekedar show what I feel yang memang terkesan gombal, walau gue gak tau letak kegombalan dari memperindah sebuah ungkapan kejujuran itu dimana tapi tetap aja berakhir dengan kata "BERLEBIHAN KAK", 
gue semakin sering stalking Instagram nya, love semua poto-poto yang baru dia post walau gak pernah dia balik love poto gue.

Di tengah kepusingan gue karena masjid di kampung gue tetep gak rame walau udah gue pasang banner ginian, 

dan gue berencana membuat buletin tentang ajakan sholat tapi ide tulisannya belum juga dapet.
Karena pikiran gue masih terforsir untuk wanita yang gue bahas ini.


Memang bakal simpel urusannya kalau langsung gue bilang cinta dan liat responnya.
Nerima lalu pacaran atau nolak lalu gw balik kanan.
Tapi bukan itu yang gue cari !

Setelah gue sedikit belajar tentang agama yang sempurna ini,
gue jadi paham kalau dalam Islam, istilah PACARAN sebelum menikah itu benar - benar enggak ada !
ENGGAK ADA DENGAN ALASAN APAPUN !!
Entah itu dengan alasan membangun kenyamanan,
Belajar memahami pasangan, belajar tanggung jawab, 
Biar ada temen curhat, berbagi perasaan,berbagi suka dan duka atau apalah istilah kampret laennya,
Biar gak di bilang jones,
Pengen ada yang merhatiin,
Pengen ada temen makan,
Pengen ini pengen itu banyak sekali.

KENAPA ?
KARENA PACARAN MENDEKATKAN DENGAN ZINA !

Loh, kan kalau gak zina berarti gak masalah.

Oke, apakah saat kalian pacaran kalian enggak berdua duaan ?
Berdua duaan kan ? Itu dilarang oleh ALLAH !
Dalilnya:
Rasulullah shalalahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Janganlah salah seorang lelaki diantara kamu berkhalwat (berdua duaan) dengan perempuan kecuali dengan mahramnya”. (HR Bukhari dan Muslim)

Setelah kalian berdua duaan apakah tidak saling pandang ?
Bohong kalau enggak !
Baca ini:
Katakanlah (Muhammad) kepada laki-laki yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka… (An-Nur ayat 30-31)

Jelas di dalam Al-Qur'an menjaga pandangan dan kemaluan itu menjadi satu paket !

Kalau udah saling pandang mustahil kalian gak bersentuhan walau pun hanya bersentuhan tangan.
Berikutnya coba baca hadist ini bagaimana Rasulullah mengibaratkan bagaimana bila menyentuh perempuan yang bukan mahram.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh jika kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik baginya dari pada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya (HR. Tirmidzi dan Baihaqi dengan Sanad Hasan Shahih).

Itu jika HANYA berdua duaan, saling tatap dan saling bersentuhan,
Gue yakin bakal lebih dari itu, mengingat di era apa kita hidup sekarang.

Terserah kalian bakal bilang bilang gue sok suci lah, sok alim lah, kayak enggak pernah aja lah, sok gak butuh pacar lah, kolot lah dan lain-lain.


Setelah tau haramnya pacaran, apa gue tega meminta orang yang gue suka untuk kembali pacaran ?
Kembali membuka pintu-pintu dosa dari hubungan yang enggak halal.

Terus kalau gak pacaran gimana bisa tau banyak tentang dia ?

Untuk tau banyak tentang dia gak harus lewat cara-cara haram,
Gue yakin di dalam agama Islam ada cara-cara elegan untuk melampiaskan rasa cinta yang di anugerahkan-Nya untuk kita.

Contoh: Kalau lo pengen tau banyak tentang akhlak seseorang siapapun itu, silahkan tanya dengan tetangganya.
Kalau baik pasti gak bakal di tutup-tutupin,
begitu juga kalau buruk, maka akan lebih panjang dan lengkap informasinya.

Dan gue yakin itu ada aturan-aturan syar'i bagaimana mengatasi masalah percintaan yang kiblat nya telah lama berkiblat pada percintaan orang-orang barat ini.

Dan teruntuk kamu,
terlepas kita jodoh atau enggak.
terlepas kamu suka saya atau enggak,
saya enggak akan pernah meminta untuk jadi pacar,
karena semua hanya untuk sekedar mendapat dosa-dosa,
cinta saya bukan seperti itu,
Saya pengen mencintai kamu secara halal,
Dimana menatap kamu pun bernilai pahala.
Saya gak tau kapan, tapi tunggu.

Kalaupun kamu hilang dalam sebuah penantian.
Saya yakin di dalam Lauh Mahfuzh, semua telah tertulis dengan indah.

Senin, 02 Januari 2017

BELLA

Selamat bertemu dengan 2017 gaes.

Pada perayaan *eh peringatan (karena perayaan berasal dari kata RAYA yang dalam Islam hari raya cuma ada dua, Ied dan Jum’at jadi gak ada perayaan) malam pergantian tahun kemarin, yang diadakan di Stadion Sukung Kotabumi.
Ada satu hal yang cukup berkesan dan akhirnya membuat gue nyempetin diri untuk nulis nya jadi sebuah postingan.

Di malem itu,  tepatnya beberapa menit setelah memasuki tahun 2017,
Gue akhirnya bertemu lagi dengan pacar pertama gue (FYI: gue baru 2x pacaran) tentang dia bisa kalian liat di sini.
Kalau liat aja sih memang sering, seperti sepapasan di jalan, liat IG nya (stalking tepatnya), dan semenjak gue tau kalau dia kerja di Humas Pemda, gue jadi sering sengaja liat dia di acara2 yang dihadiri Bupati / Wabup.
Berbeda dengan gue, yang semakin gemuk dan sudah berjenggot layaknya perpaduan dari om-om buntet dan bapak-bapak serem,
Dia masih tetep manis, fisikly masih sama seperti dulu, masih liverpudlian angel sejati dengan mode jilbab yang sederhana tanpa lilitan sana dan sini, dengan make-up seadanya yang enggak buat paru-paru lo kemasukan bedak dan dengan alis yang normal.

Malam itu sedikit berbeda, berjarak cuma semeter, kami saling liat, gue sapa dia “Bella”, dia balik sapa dengan bilang “Kak”, saling senyum terus kami salaman, lalu kembali kerutinitas masing-masing.
Udah gitu aja.
Kampret gak, cuma karena senyum terus salaman tapi gue nya nyampek buat postingan blog segala, hahahahahaaa…. (hening.)

Mungkin pas salaman sama gue dia nya biasa aja, seperti salaman dengan pria-pria nggak penting lainnya.
Tapi berbeda dengan gue, segitu salaman, liat senyum nya.
Bayangan beberapa tahun lalu jadi gambar latar dia, senyumnya, dan manisnya malem itu.

Apalah nama penyakit cepet teringat mantan ini ?
MANTANOPHOBIA, MANTANOMIA, MANTANPERTENSI, HIPOMANTANUS kah ?
Shit, gue kira 2017 bakal beda gak bakal ada postigan meye-meye model gini lagi.

Oke, langsusng aja.
Pasca salaman singkat kemarin,
Gue jadi berfikir semenjak putus dari dia, mungkin kami sudah sama-sama lebih dewasa.
Bukan cuma gue yang udah melewati patah hati – patah hati terhebat dengan Gloria, Irma, Angel Blue, Runner Up, Gadis 1000 tahun cahaya dan penolakan-penolakan yang lain, dia juga pasti sudah berkali-kali sakit oleh cinta semenjak kami putus.
Sudah melewati berbagai masalah dalam hal bernama cinta,
Mengikhlaskan, merelakan, melepaskan, melupakan, dia mungkin sudah akrab juga dengan kata-kata itu selayaknya para pecinta-pecinta yang lain.
Mungkin..

Kalau di ibaratkan gue seperti pergi bertahun-tahun keluar rumah,
Kenapa gue keluar ?
Kalau versi dari gue, gue di usir,
Mungkin di versi lain bilang kalau gue yang keluar sendiri.
Yang pasti gue udah keluar dari rumah yang nyaman, sederhana dan bisa menerima gue apa adanya.
Pergi dari gunung ke gunung, dari padepokan ke padepokan, dari surau ke suaru
Bertemu dengan seribu satu macam siluman, ratusan pendekar dan puluhan purnama,
Setelah terluka di sana-sini akhirnya gue pengen kembali pulang kerumah.

Sesampainya di depan rumah gue terdiam.
Setelah bertahun-tahun, rumah itu tampak lebih indah.
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau lagi siapa pemiliknya,
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau apa isi nya masih sama seperti sebelum gue pergi,
Setelah bertahun-tahun, gue gak tau apa nama gue masih tersimpan di rumah itu,
Dan setelah bertahun-tahun, apa gue masih bisa untuk pulang ?

Ya, mungkin seperti itu lah kalau di ibaratkan.

Dulu gue pernah mencoba membangun komunikasi dengan dia,
Dan berakhir dengan pemblokiran facebook,
Di lain kesempatan gue kembali mencoba membangun komunikasi kembali,
Tapi sepertinya cinta sudah jadi benci, saat bertemu dijalan menatap pun dia tak sudi,
Di lain waktu gue coba mencoba membangun komunikasi lagi,
Dia bilang udah mau nikah (dan itu bohong).
Kelu !

Walau di awal hubungan dia bener-bener cinta sama gue,
Tapi diliat dari rekor pertemuan mungkin kali ini akan kembali berakhir sama.
Apa lagi dia sudah jadi humas Pemda, dekat dengan orang-orang penting,
Kecil kemungkinan enggak ada yang suka.

Dia semakin jauh, semakin gak mungkin pulang ke rumah itu.
Apa lagi Emak juga sudah bilang kalau gue harus nikah sama wanita yang satu suku.
Entah lah..

Gue juga gak tau apa dia bakal liat postingan ini,
Karena facebook gue di blokir, Instagram pun gak di follback.
Tapi kalau aja ada keajaiban dan kamu baca,
Saya masih sama seperti dulu beL,
Andai kamu tau, saya berkali-kali mencoba untuk pulang,
Mengetuk pintu, berharap ada jawaban dari dalam.
Walau seringnya berakhir dengan usiran.
Tapi kali ini saya akan kembali mengetuk pintu,
Kembali berharap, kamu menjawab dengan ucapan selamat datang.
Tapi andaikan kembali tak sesuai harapkan.

Kamu akan selalu pantas untuk di kenang.