Selamat memasuki bulan ke tujuh untuk kita angkatan 90an yang baru sadar kalau kasir minimarket, mba-mba teller bank, polisi yang mengatur lalu lintas, perawat di Puskesmas, abang-abang tukang cukur bahkan pemain bola yang kita tonton tiap akhir pekan ternyata orang-orang yang umurnya di bawah kita.
Jadi apakah dengan fakta ini berarti kita sudah tua?
Semua tergantung situasi, kalau belum menikah di usia 30an kita dianggap sudah tua, tapi kalau meninggal di umur 30an kita dianggap mati muda.
Dan fix, dalam kasus ini gue termasuk ke dalam golongan tua.
Butuh waktu lebih dari setengah tahun untuk gue kembali membuat postingan,
bukan karena terlalu sibuk atau gak ada yang bisa di tulis,
tapi gue semakin berfikir gak ada yang menarik dari kisah patah hatinya seorang pria tua.
Hal ini gue sadari setelah pedekate terakhir gue yang kembali berakhir penolakan.
Meski semua hasil evaluasi dari kesalahan-kesalahan pendekatan selama ini sudah gue terapkan, hasilnya tetap sama. Bahkan semua kembali berakhir di bulan yang sama; Mei.
Dan bukankah membosankan untuk menulis kisah yang terus di ulang?
"pada akhirnya kita harus terima,
meskipun kita terus bergerak maju,
beberapa tempat memang tidak ditakdirkan untuk kita capai."
##########################
19 Juli tujuh belas tahun yang lalu,
Tepat di hari itu gue berulang tahun ke 17, sweet seventeen katanya.
Usia di mana gue masih beneran muda dan manganggap kalau gue ditakdirkan untuk menjadi sesuatu yang hebat, merasa bahwa gue dilahirkan untuk sesuatu yang besar yang dapat merubah dunia.
Masih berfikir bahwa kelak di usia 28 tahun gue akan memiliki seorang istri cantik
yang tetap langsing meski setelah melahirkan tiga orang anak,
Aksa Radika, Kaluna Kinandari dan Tenggara Yundradita.
Tujuh belas tahun berselang, Aksa, Kinan dan Dita masih belum hadir di dunia.
Bagaimana dengan takdir hebat dan hal besar untuk merubah dunia?
Untuk tetap hidup setelah berkali-kali dihancurkan ekspektasi saja sudah menjadi anugerah.
Setelah mengalami rangkaian panjang kekalahan, gue tiba pada titik di mana sepertinya
kita memang harus mengapresiasi kepercumaan.
##########################
Gue rasa satu-satunya hal besar yang bisa gue lakukan di kehidupan ini adalah
melakukan hal kecil dengan cinta yang besar.
Mempelajari banyak hal soal habluminallah dan habluminannas,
Bagaimana menjadi berguna bagi sesama tanpa menjadi people pleasure,
Bagaimana memposisikan diri di kehidupan orang lain,
Belajar memahami pentingnya hidup sehat, baik secara fisik ataupun mental.
Dan pada akhirnya, tidak masalah untuk hanya menjadi rata-rata,
tidak apa tidak menjadi yang paling luar biasa.
Selamat menanti ulang tahun tujuh belas yang kedua kalinya, bow!
Jadilah seperti Pak Otto, meski sempat merasa hidup gitu-gitu aja, hampa, gak berguna dan gak ada tujuan, tapi akhirnya ia kembali menemukan makna hidup dan menjadi manusia yang bermakna.
Komentar
Posting Komentar