TERBANG




Hari ini, tepat setahun ia mencoba terbang menjauh dari Mei. 
Bulan dimana sepasang sayap pernah ia jahit sendiri dengan tajamnya benang-benang kebencian. 
Sayap yang dengan sukarela ia patahkan hanya untuk menemani seseorang yang justru memilih untuk pergi ke lain dekapan. 
Meninggalkannya dalam genangan serapah berhias segala umpatan yang tumpah ruah.

Lama ia sembuhkan luka. 
Membalut segalanya dengan senandung duka. 
Ia tak berdaya. 
Menyaksikan kenangan yang riuh beterbangan, 
Mengibaskan sayap-sayap penyesalan, 
Berjuta aksara sendu berhamburan.

Kini, meski sayapnya tak lagi sekuat dulu, 
Setidak nya saat Mei kembali bertamu, 
Ia telah mampu untuk terbang meski hanya sendirian. 
Mampu menjelajah luas nya kehidupan dengan segenap kepasrahan, 
Tak lagi ragu menembus kelamnya awan, untuk kembali kuyup oleh ratusan kekecewaan.

Jika kelak Mei tak kunjung sirna. 
Ketahuilah, meski mencinta adalah seni paling sederhana untuk menderita. 
Baginya mencintaimu adalah luka paling ia sengaja.

Komentar