Di mana dahulu kau tebarkan segala pura.
Kupungut kembali sajak-sajak yang ku cipta dengan sepenuh jiwa.
Karena entah mengapa,
Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua.
Kini, tak lagi ku anggap kau istimewa.
Kau tak lebih dari lelucon yg tak menghadirkan tawa,
Formalitas yang kehilangan esensinya.
Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua.
Kini, tak lagi ku anggap kau berharga,
Meski dulu lama kau bertahta di atas singgasana cinta.
Kini, tak lagi ku anggap kau segalanya,
Meski pernah pergimu habis kutangisi sejadinya.
Tak lagi kau ku langitkan,
Meski pernah dalam doa namamu kusebut tiada habisnya.
Setelah tepat bulan kelima kau akhiri semua.
Tak lagi ku kunci pintu percaya.
Meski untuk membukanya aku masih takut akan binasa,
Namun jika kau ingin kembali bersama,
Atau siapapun ingin masuk kedalamnya.
Ketuk saja.
Kita bangun kembali singgasana dimana kelak selamanya kau bertahta.
Komentar
Posting Komentar